Labels

Wednesday, March 20, 2013

Seputar apa itu Disleksia? (Part 3 of 3)

Ciri-ciri Anak Penyandang Disleksia

Ciri diagnostik utama gangguan membaca adalah pencapaian membaca yang jelas di bawah kapasitas intelektual seseorang. Karakteristik lain adalah kesulitan dalam mengingat, evokasi, dan mengikuti huruf dan kata yang dicetak, dalam proses konstruksi tata bahasa yang sulit; dan dengan membuat kesimpulan. ((Kaplan, Benjamin J. Sadock dan Jack A. Greb, 1997: 699). Menurut Jacinta F. Rini, M.Psi, dari Hermawan Consulting, peristiwa pada anak yang dapat memperkuat dugaan disleksia ini adalah:

  • Lambat bicara jika dibandingkan kebanyakan anak seusianya.
  • Lambat mengenali alfabet, angka, hari, minggu, bulan, warna, bentuk dan informasi mendasar lainnya.
  • Sulit menuliskan huruf ke dalam kesatuan kata secara benar.
  • Menunjukkan keterlambatan ataupun hambatan lain dalam proses perkembangannya.
  • Ada anggota keluarga yang juga mengalami masalah serupa, atau hampir sama.
  • Perhatian mudah teralihkan dan sulit berkonsentrasi.
  • Mengalami hambatan pendengaran.
  • Rancu dalam memahami konsep kiri¬kanan, atas-bawah, utara-selatan, timur-barat.
  • Memegang alat tulis terlalu kuat/keras.
  • Rancu atau bingung dengan simbol-simbol matematis. Misalnya tanda +, -, x, :, dan sebagainya.
  • Mengalami kesulitan dalam mengatakan waktu.
  • Sulit mengikat tali sepatu.
  • Sulit menyalin tulisan yang sudah dicontohkan kepadanya.
  • Mempunyai masalah dengan kemampuan mengingat jangka pendek berkaitan dengan kata-kata maupun instruksi tertulis.
  • Sulit mengikuti lebih dari sebuah instruksi dalam satu waktu yang sama.
  • Tidak dapat menggunakan kamus atau pun buku petunjuk telepon.

Lebih jauh lagi Rini mengatakan bahwa Gangguan disleksia biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu,". Sebelumnya, di TK, kemampuan membaca anak tidak menjadi tuntutan, itulah mengapa gejalanya sulit diketahui sejak usia dini. Inilah ciri-cirinya:

  • Tidak dapat mengucapkan irama kata-kata secara benar dan proporsional.
  • Kesulitan dalam mengurutkan huruf-huruf dalam kata. Misalnya kata "saya" urutan hurufnya adalah s ¬ a ¬ y ¬ a.
  • Sulit menyuarakan fonem (satuan bunyi) dan memadukannya menjadi sebuah kata.
  • Sulit mengeja secara benar. Bahkan bisa jadi anak tersebut akan mengeja satu kata dengan bermacam ucapan. Walaupun kata tersebut berada di halaman buku yang sama.
  • Sulit mengeja kata atau suku kata dengan benar. Bisa terjadi anak dengan gangguan ini akan terbalik-balik membunyikan huruf, atau suku kata. Anak bingung menghadapi huruf yang mempunyai kemiripan bentuk, seperti d - b, u - n, m - n. Ia juga rancu membedakan huruf/fonem yang memiliki kemiripan bunyi, seperti v, f, th.
  • Membaca suatu kata dengan benar di satu halaman, tapi keliru di halaman lainnya.
  • Bermasalah ketika harus memahami apa yang dibaca. Ia mungkin bisa membaca dengan benar, tapi tidak mengerti apa yang dibacanya.
  • Sering terbalik-balik dalam menuliskan atau mengucapkan kata, misalnya "hal" menjadi "lah" atau "Kucing duduk di atas kursi" menjadi "Kursi duduk di atas kucing."
  • Rancu terhadap kata-kata yang singkat. Misalnya, ke, dari, dan, jadi.
  • Bingung menentukan harus menggunakan tangan yang mana untuk menulis.
  • Lupa mencantumkan huruf besar atau mencantumkannya pada tempat yang salah.
  • Lupa meletakkan titik dan tanda-tanda seperti koma, tanda seru, tanda tanya, dan tanda baca lainnya.
  • Menulis huruf dan angka dengan hasil yang kurang baik.
  • Terdapat jarak pada huruf-huruf dalam rangkaian kata. Anak dengan gangguan ini biasanya menulis dengan tidak stabil, tulisannya kadang naik dan kadang turun.
  • Menempatkan paragraf secara keliru.
Sumber : http://tes-psikologi.com/disleksia?showall=1

1 comment:

insan marhaen said...

Anak saya yang ke 3 menghidap disleksia. Sekarang berada di dalam penjara kerana kesalahan jenayah.